Wednesday, December 4, 2013

Info Wisata : Pananjung Sari Sudah Mulai di IRatakan

Malam ini alat berat sudah datang dan sudah mulai bekerja. Para pedagang pun merasa khawatir karena debu dari pembongkaran sisa reruntuhan bangunan yang dulu terkena dampak tsunami pada tahun 2006.

Sekitar enam bangunan sudah di ratakan dengan tanah. Warga sekitarpun pada beramai ramai melihatnya. Kawasan pondok pananjung sari adalah tanah milik Pemda Kabupaten sehingga dari sejak tsunami baru sekarang bisa di lakukan pembenahan bangunan tersebut.

Kawasan itu nantinya akan dijadikan tempat parkir pariwisata, dan akan di lakukan secepatnya mengingat tahun baru 2014 akan segera datang.

Dian Nurdiana (4/12)

Sunday, December 1, 2013

Wisata Lembah Puteri


Sekarang ini, siapa sih yang tidak tahu pantai Pangandaran? Bahkan sebagian orang menjadikan pantai Pangandaran sebagai alternatif liburan setiap tahunnya. Apakah Anda sadar, ada satu wisata alam yang tidak dikenal banyak orang? Mungkin tanpa disadari, Anda sendiri sering melewatinya ketika hendak pergi ke Pangandaran. Tidak jauh dari Pangandaran, ada satu objek wisata alam yang tidak kalah menarik untuk dikunjungi yaitu Lembah Puteri.
Saat itu, saya hendak mengunjungi Lembah Puteri dengan alasan belum pernah berlibur ke objek wisata tersebut. Bersama teman saya, dengan mengendarai sepeda motor, saya pergi ke tempat objek wisata tersebut yang jaraknya kurang lebih 5 kilometer dari Pangandaran.
Jika Anda termasuk orang yang berdomisili di Bandung, maka cukup dengan Rp.40.000,- Anda akan menikmati perjalanan menuju objek wisata tersebut dengan bus AC jurusan Bandung – Pangandaran.
Sesampainya disana, gerbang masih tertutup. Namun, saya dapat masuk melalui jalan kecil dari sela-sela gerbang tersebut Anda hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp.5000,- untuk tiket masuk ke dalam objek wisata tersebut. Saat ini objek wisata tersebut sudah jarang dikunjungi sehingga terkadang tidak ada petugas yang menjaga pintu masuk.
Di sepanjang perjalanan menuju pantai Lembah Puteri, Anda akan disuguhi dengan pemandangan dari pohon-pohon yang menyerupai pohon cemara. Jalannya luas, mobilpun dapat masuk ke dalam. Tapi Anda harus sedikit berhati-hati karena jalanannya berbelok-belok dan sedikit menanjak. Anda pun disarankan tidak berjalan kaki untuk sampai ke pantainya karena jarak yang cukup jauh. Seperti halnya Pangandaran, Lembah Puteri pun mempunyai pantai yang tak kalah indah. Namun, pantai disana lebih sepi dan tidak ada orang berenang. Objek wisata Lembah Puteri ini terletak di bagian timur sebelum pantai Pangandaran. Tepatnya di desa Ciputrapinggan, kecamatan Kalipucang, Pangandaran.

Wisata Pantai Madasari

Pantai Madasari, Pantai Madasari yang terletak di pesisir pantai selatan  jawa barat ini tepatnya masih termasuk wilayah wisata pangandaran yang terletak di desa Legok Jawa Kecamatan Cimerak , Untuk mengunjungi tempat ini kita tinggal mengikuti jalan ke Tasikmalaya menggunakan jalur pesisir selatan dari Pangandaran. Tetapi sangat disayangkan sekali potesi alam pantai yang cukup elok dan menawan ini boleh dibilang masih perawan atau jarang sekali terjamah oleh pengunjung. Jangankan wisatawan lokal atau wisatawan domestic apalagi turis manca negara, warga sekitar Pangandaran pun masih ada yang belum mengetahui keberadaan objec wisata yang satu ini. Itu semua dikarenakan kurang sigapnya Pemerintah terkait untuk mengembangkan aset - aset alam kita miliki yang belum tergali untuk kemudian dijadikan wahana Objeck wisata tambahan selain objec wisata pantai pangandaran, pantai batu hiu, pantai batu karas, juga green canyon (cukang taneuh)atau Citumang juga yang lainnya. Kadang sesekali di daerah tersebut diadakannya acara perlombaan seperti Balap kuda, atau perlombaan Motorcross. Tapi perlombaan diadakan di area - area tertentu saja justru boleh dibilang kurang menonjolkan atau mempromosikan ke elokan / keindahan pantainya yang cukup eksotis tersebut. Mudah - mudahan kedepannya apalagi setelah terwujudnya pemekaran wilayah yakni berdirinya Kabupaten Pangandaran dari Kabupaten Ciamis nanti semua potensi - potensi alam lainnya bisa terungkap dan dilestarikan juga dikenal oleh wisatawan domestic maupun manca negara.

Wisata Pantai Karapyak



ADA sejumlah objek wisata pantai di Kabupaten Pangandaran selain Pantai Pangandaran dan Pantai Batu Hiu. Keindahan alam dan pantai yang satu ini melebihi keindahan pantai di Pangandaran maupun Batu Hiu. Pantai yang dimaksud adalah Pantai Karapyak, terletak di Desa Bagolo, Kec. Kalipucang, Kab. Ciamis. Sekitar 20 km dari Pantai Pangandaran atau 78 km dari Alun-alun Kota Ciamis. 


Untuk menuju lokasi ini tidak begitu sulit, karena akses masuk ke sana sudah bagus, bahkan ada penunjuk jalan yang bisa mengarahkan wisatawan ke Pantai Karapyak. Yang patut disayangkan, belum adanya angkutan umum yang bisa membawa pengunjung ke Pantai Karapyak, sekalipun ojek. Hanya pengunjung yang mempunyai kendaraan pribadi atau kendaraan sewaan yang bisa mencapai Pantai Karapyak.



Keindahan Pantai Karapyak memang belum bisa mengalahkan Pantai Pangandaran. Namun bukan berarti tidak layak dikunjungi dan dijadikan objek wisata. Pantai ini mempunyai kelebihan hamparan pasir putih yang memanjang sepanjang kurang lebih 5 km dipadu dengan tonjolan batu karang. Keindahan semakin kentara, ketika ombak laut mulai surut, ikan hias berenang ke sana kemari di sela-sela batu karang. Kepiting kecil dan kumang (kepiting berumah) keluar masuk lubang pasir sambil membawa makanan. Tak hanya itu, cangkang kerang dan hewan moluska lainnya serta karang putih berserakan di sepanjang pantai, menggoda kita untuk mengambil dan mengumpulkannya untuk dijadikan suvenir laut. 



Batu karang yang menghampar dan menjorok hampir ke tengah lautan, memang menjadi surga bagi ikan laut. Ada puluhan ribu bahkan puluhan juta ikan hias yang hidup di sana, jelas membuat Pantai Karapyak lebih hidup dan menantang. Selain hamparan pasir putih dan batu karang, pantai ini pun mempunyai tebing-tebing curam nan indah, yang siap mengundang para petualang untuk menjelajahi tiap jengkal tebing karangnya. Di bawah tebing curam, deburan ombak siap mengolah adrenalin hingga ubun-ubun. Buih-buih ombak di bawah tebing curam seolah menanti cucuran keringat petualangan Anda.


Selain menawarkan sejuta keindahan dan petualangan, Pantai Karapyak terbilang masih alami dan perawan. Ini ditandai masih bersihnya pantai dari serbuan sampah plastik maupun sejenisnya. Kondisi alamnya pun masih alami dan terawat. Hanya sayang, pantai ini kurang diminati wisatawan domestik maupun mancanegara. Ini terlihat dari masih jarangnya warung-warung maupun penginapan yang dikembangkan warga setempat. 



Hal ini lebih diakibatkan gelombang ombaknya yang tinggi dan menyeramkan, juga pantainya yang curam karena terhubung langsung dengan batu-batu karang. Juga kurangnya akses masuk ke lokasi tersebut. Padahal di Karapyak sudah didirikan menara pengawas pantai serta sarana lainnya yang siap memanjakan para wisatawan. Terlebih pantai ini lokasinya sangat dekat Pulau Nusakambangan. Cukup dengan menyewa perahu, Anda bisa menginjakkan kaki di pulau yang mengundang sejuta misteri ini. Tak hanya itu, Anda pun bisa berjalan-jalan menyusuri muara Sungai Citanduy atau lebih dikenal dengan sebutan Sagara Anakan. Jauh di tengah laut, berdiri tegak dua batu karang yang membentuk pintu masuk ke Sagara Anakan. Menurut nelayan setempat, Maryono, batu karang tersebut dijadikan benteng pertahanan Dermaga Sagara Anakan dari serbuan ombak yang ganas. 


sumber : pantai karapyak

Wisata Pantai Karang Nini

Objek wisata ini terletak di Desa Emplak, Kecamatan Kalipucang ± 83 km dari kota Ciamis ke arah Selatan. Sepanjang jalan dari pintu gerbang ke lokasi, akan Anda nikmati kesejukan hutan jati dengan irama alam liarnya. Bukan itu saja, pada beberapa bagian jalan ini akan dihidangkan panorama pantai di kejauhan dengan latar belakang Sagara Anakan. Sungguh sebuah pemandangan yang tak terlupakan apabila Anda datang pada saat cuaca cerah. Sebelum mencapai pantai Anda pun akan menjumpai Pondok Wisata yang dikelola oleh Perhutani Kabupaten Pangandaran. Anda beberapa tipe yang dapat Anda pilih. Dengan tarif/malam yang bersaing Anda dapat bersantai bersama keluaga menikmati suasana alam yang tenang dengan panorama pantai yang menakjubkan. Di pantai ini terhampar batu-batu karang yang salah satunya menyerupai seorang nenek (nini dalam bahasa Sunda) yang sedang menunggu si kakek, sehingga tempat ini dinamakan Pantai Karangnini. Wana Wisata Karangnini adalah obyek wisata alam yang merupakan perpaduan hutan dan pantai. Hamparan hutan Jati dan rimba yang lebat bertaut dengan lautan lepas, ditingkah debur ombak dan berujung di langit biru lazuardi yang membentuk garis horizon di kejauhan, merupakan pesona alam yang menyimpan misteri kebesaran dan keagungan Tuhan. 

Karang nini “ Alkisah di kampung Karang Tanjung terdapat sepasang muda-mudi yang tengah dilanda asmara. Mereka berjanji akan sehidup semati dalam menjalani rumah tangga nanti walau seberat apapun rintangan yang harus mereka hadapi, susah dan senang akan dijalani bersama.ang tengah dilanda asmara. Mereka berjanji akan sehidup semati dalam menjalani rumah tangga nanti walau seberat apapun rintangan yang harus mereka hadapi, susah dan senang akan dijalani bersama.
Singkatnya mereka berdua telah menikah namum sayang sampai mereka lanjut usia tidak dikaruniai seorang anak pun. Ki Angga Piara hidup bersama istrinya yang setia Ambu Kolot, itulah nama Tua mereka.
Ki Angga Piara bermata pencaharian sebagai Nelayan, kegemarannya adalah memancing ikan di Laut. Pada suatu hari seperti biasa pagi-pagi sekali sudah mempersiapkan diri untuk pergi memancing. Ambu Kolot berusaha menahan kepergian suaminya ketika mengantar sampai di Pantai melihat cuaca kurang baik , tetapi Ki Angga Piara bersikeras tetap pergi mengingat persediaan bahan makanan di rumah hampir habis.
Beberapa kali kekhawatiran Si Nenek disampaikan pada Suaminya tetapi akhirnya walau dengan berat hati harus rela membiarkan suaminya pergi. Waktu terus berjalan cuaca semakin memburuk, awan hitam menyelimuti Lautan, Angin bertiup semakin kencang, Petir menyambar dan Hujanpun turun dengan derasnya.
Perasaan Si Nenek semakin was-was, dia gelisah dan bingung tapi tidak bisa berbuat apa-apa hanya keselamatan suaminya yang dia fikirkan. Sedangkan Ki Angga Piara kini di tengah Lautan sedang menyesali sikapnya yang tidak mau menggubris nasihat istrinya. Perahu yang dinaikinya hancur diserang badai hingga dirinya terpental dan tenggelam ditelan ombak yang begitu besar dan berpusar-pusar.
Perasaan Ambu Kolot yang ingin segera mengetahui nasib suaminya sudah tak tertahankan lagi, segera pergi ke Pantai dan berlarian kesana-kemari sambil memanggil-mangil suaminya.
Mengetahui keadaan seperti itu orang-orang sekitar segera turun membantu mencari Ki Angga Piara di sepanjang pantai, namun sampai Badai berhenti tidak juga diketemukan. Dengan perasaan kecewa Ambu Kolot terus memanggil-manggil suaminya sampai larut malam. Setelah kejadian itu Ambu Kolot sangat menderita karena orang yang selama ini melindunginya kini tiada lagi disisinya.
Setiap hari Si Nenek selalu duduk menyendiri diatas Batu Karang menanti kepulangan suaminya. Kejadian ini sampai berlarut-larut, hingga pada suatu hari Ambu Kolot memohon pada Yang Maha Kuasa agar nasib suaminya dapat diketahui, kalau masih hidup dimana berada dan apabila telah meninggal mohon diperlihatkan jasadnya. Yang Maha Kuasa mengabulkan permohonannya, tak lama kemudian ombak lautan tiba-tiba berhenti air laut menjadi tenang dan munculah jasad Ki Angga Piara terapung diatas air tepat didepan dimana Si Nenek duduk.
Melihat kejadian tersebut perasaan Ambu Kolot semakin hancur kemudian dengan perasaan putus asa Ambu Kolot meminta kembali kepada Yang Maha Kuasa sehubungan dengan janji mereka berdua akan sehidup semati maka dalam keadaan bagaimanapun ingin tetap abadi. Kemudian mayat Ki Angga Piara yang terapung tadi berubah menjadi Batu karang dan begitu pula Ambu Kolot yang duduk diatas Batu karang pun wujudnya berubah menjadi Batu Karang juga.
Setelah sekian lama para tetangganya tidak pernah lagi melihat Ambu Kolot, mereka mencari ke pantai dan mengunjungi batu karang dimana sering terlihat Si Nenek duduk disitu.

Betapa kagetnya mereka ketika melihat Sang Nenek telah berubah menjadi batu dan semenjak itu penduduk sekitar menamai batu tersebut “ Karang nini “ sedangkan batu yang ada didepanya dinamai “ Batu kambang “ . Begitulah cerita turun-temurun ini sehingga Karangnini telah lama dikenal orang, maka Obyek Wisata ini pun dinamai